Reporter : Johan A
Densus 88.
Tertangkaonya terduga teroris berinisial RS oleh Densus 88 Mabes Polri di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, DIY pada selasa (6/6) yang lalu menjadi kejadian pertama tertangkapnya teroris di DIY. AKBP Yulianto, selama ini di DIY belum pernah ada peristiwa penangkapan yang terduga teroris.
"Yang menangani terduga teroris RS ini kan langsung Densus 88. Kami tidak punya akses. Tapi informasinya, RS terkait dengan gerakan ISIS di Marawi, Filipina. Kan memang ada keterlibatan WNI atas kejadian di Marawi itu," ujar Yulianto saat dihubungi pada Jumat (9/6).
Meskipun tidak beralamatkan di DIY, Kata Yulianto, wilayah DIY memungkinkan adanya kelompok radikal yang dimungkinkan berhubungan dengan terorisme. Kelompok radikal ini disebut oleh Yulianto bergerak dengan halus.
"Bibit-bibit gerakan radikal itu memiliki sejumlah jalur untuk menanamkan radikalisme. Salah satunya melalui organisasi kesiswaan yang kemudian masuk ke siswa si sekolah. Gerakan ini mengambil mereka yang dianggap potensial," tutur Yulianto
Merespon adanya gerakan radikal yang menyasar sekolah, ucap Yulianto, Kapolda DIY Brigjen Pol Ahmad Dofiri, pun membentuk tim yang bertugas menjadi penghubung polisi dengan sekolah. Tim yang dibentuk itu salah satunya bertugas untuk memetakan permasalahan jika ada unsur radikalisme di sekolah.
"Gerakan-gerakan radikalisme di DIY memang tak berjalan sporadia, termasuk jika ada lingkungan masyarakat. Selama ini Polda DIY terus berupaya melibatkan berbagai komponen mencegah penyebaran paham radikalisme. Mulai dari tokoh agama hingga Babinkamtibmas dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat," urai Yulianto.
Yulianto pun berpesan kepada masyarakat untuk peduli terhadap bahaya radikalisme. Masyarakat pun diminta untuk peka terhadap lingkungan sekitar.
"Jangan sampai bibit radikalisme tumbuh. Harus dicabut pada akarnya," pungkas Yulianto.
IKLAN SEBENTAR YA GAES^^ :
Sabung Ayam
No comments:
Post a Comment