Reporter : Ferdian
Pelabuhan Tanjung Priok. Jakarta
Aktivitas bongkar muat kapal tongkang mengangkut batu bara di Pelabuhan Tanjung Priok diduga memberikan dampak negatif bagi warga di sekitarnya. Banyak warga mulai mengidap gangguan pernafasan hingga penyakit kulit juga.
Seperti di disampaikan oleh Ketua RT 006 kampung Muara Bahari, Suwarno (53). Dia menyebut banyak warga yang mengalami sakit mulai dari gangguan pernafasan dan juga hingga penyakit kulit.
Sambil menunjuk ke arah tanaman di depan rumah nya yang tertutup debu. Dia menuturkan sudah lebih dari dua minggu terakhir intensitas debu terbawa angin dari pelabuhan Tanjung Priok ke perumahan warga semakin meningkat dan meningkat. "Sudah lama, dua mingguan lebih meningkat. Angin kan berhembus kesini terus, bayangkan saja itu kan serbuk halus," ungkap Suwarno di Kampung Muara Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (24/5).
Suwarno mengaku kerap mendapat keluhan dari warga-warganya. Dia telah berulang kali mengambil tindakan seperti melapor melalui aplikasi Qlue, namun tidak ada respon sama sekali. "Dulu pernah kita buat surat, saya sampaikan ke Perum sampai tembusannya ke wali kota Jakarta Utara, Gubernur, terus Kementerian Lingkungan Hidup, Dirjen Perhubungan, waktu masih sama LMK itu sampe dateng ke Perum tapi tetap enggak ada hasilnya," terangnya.
Berdaarkan keterangan Suwarno, polusi udara dari debu batu baru tersebut sempat menurun beberapa waktu lalu, tepatnya saat harga batu bara menurun. Kini saat harga batu bara kembali naik, debu mampir ke rumah warga menurutnya bertambah banyak.
Tatu, salah seorang warga terkena dampaknya yang mengaku merasa gatal-gatal karena terpapar debu yang berasal dari aktivitas bongkar muat batu bara. Tatu juga merasa pekerjaanya bertambah setiap pagi yang harus membersihkan meja dagangannya dari debu yang berwarna hitam.
"Kotor banget apalagi kalau di atasi itu kotor banget. Kalau kemaren ini kan agak jauhan tuh, sekarang di samping pinggir sini, tuh kata orang pelabunhannya sendiri," ujar Tatu.
Lain dengan Tatu, Sri Mulyati (56), mengaku keluarganya terserang batuk-batuk akibat kegiatan pelabuhan Tj. Priok tersebut. Bahkan setiap malam tidak bisa tidur dengan nyenyak karena pernafasannya terganggu seperti tidak bisa bernafas.
Menurut Mulyati, kondisi dialaminya sudah terjadi sejak Rabu pekan lalu. Dia mengaku sudah pergi ke dokter namun tidak juga sembuh. "Rasanya ini seperti tercekik sekali. Kata dokter langganan saya, dokter Yadi saya kena Ispa memang," Mulyati sambil terbatuk.
Warga mengharapkan agar lokasi bongkar muat kapal tongkang dipindahkan ke tempat jauh dari pemukiman. Selain itu warga juga berharap mendapatkan kompensasi berupa fasilitas atau dama kesehatan bagi warga yang terpapar dari polusi debu batu bara itu.
Agen bola terpercaya
Bandar Sabung Ayam (LIVE)
Agen Sabung Ayam
Sabung Ayam Online
Sabung Ayam
No comments:
Post a Comment